Description
Dalam arti pengetahuan sejati (pengetahuan yang benar), kata philosophia bertahan mulai Plato sampai Aristoteles, tetapi objeknya meliputi juga ilmu, yaitu usaha untuk mencari sebab yang universal. Pembentukan kata filsafat dalam Bahasa Indonesia diambil dari kata “fil” dan “safat” sehingga gabungan antara keduanya dan menjadikan kata “filsafat”. Tidak dapat diingkari bahwa “berfilsafat” sebagai manifestasi kegiatan intelektual yang telah meletakkan dasar-dasar dalam tradisi masyarakat ilmiah Barat yang diawali oleh orang-orang Yunani Kuno di Abad ke 6 DM.
Ilmu pengetahuan dipandang dengan beberapa dimensi. Pertama, dimensi fenomenalnya yaitu bahwa ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai masyarakat, proses, dan produk. Kedua, dimensi strukturalnya, yaitu bahwa ilmu pengetahuan harus terstruktur atas komponen-komponen, objek sasaran yang hendak diteliti, yang diteliti atau dipertanyakan tanpa mengenal titik henti atas dasar motif dan tata cara tertentu. Hasil-hasil semuanya diletakkan dalam satu kesatuan sistem. Filsafat tidak lepas dari masalah epistemologi. Pertanyaan pokok dalam bidang epistemologi adalah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apakah sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar. Dalam filsafat terdapat beberapa teori kebenaran, antara lain pragmatism, eksistensialisme, idealisme, progesivisme, esensialisme, dan perenialisme.