Description

“Terus terang aku tampu menahan getaran aneh yang mengalir dalam diriku saat bersalaman dengan Izrail. Badanku merinding gemetaran begitu ia sebutkan namanya: Izrail. Kuamati ia dari pucuk rambut hingga ujung kaki. Kupikir tampan juga, perawakannya berwibawa dan gagah, berparas lembut tanpa kerut dengan air muka begitu mempesona. Kulihat tidak ada yang menakutkan pada dirinya atau yang membuat orang takut dan ngeri. Ia sungguh tidak mirip sama sekali dengan mahluk dalam bayanganku, yang membuat rasa takut dan ngeri. Sampai-sampai muncul keraguan dan kebimbangan dalam diriku,
“Jangan-jangan tuan yang bersamaku ini bukan Izrail.” Bisa jadi, ia hanyalah anak buah Izrail yang melakukan kesalahan membawaku ke akhirat. Lantas, ia buru-buru menyaru sebagai Izrail supaya aku takut dan menurut, kemudian mengembalikanku ke dunia sebelum Izrail memergoki kesalahannya. Karena jika ketahuan melakukan kesalahan, ia pasti dijatuhi hukuman berat.
“