Description
Kau harus menikahi maut. Kenapa? Tanya ku. Tidakah engkau ingat, siapakah yang membebaskan hutang-hutang ayahmu? Mautlah yang membebaskannya. Sepuluh tahun yang lalu, ayahmu dililit hutang, kemudian sang maut menjemput ayahmu, lantas kyai itu berujar; bagi siapa saja yang dipinjam uangnya oleh ayahmu—mereka harus ikhlas membebaskan utang-piutang itu, tujuannya agar ayahmu dapat tenang di sisi Tuhan. Merekapun membebaskan hutang ayahmu—yang selagi hidup mencekik lehernya.
Selanjutnya siapakah yang melepaskan penderitaan ibumu dari penyakit kanker payudara yang dideritanya? Tak lain; mautlah yang membuat ibumu terbebas dari segala penderitaan di dunia. Ketika maut menjemput ibumu, tampak olehku; ibumu terpejam dengan tenang, tidak ada keluh-kesah yang menyeruak dari mulutnya, tidak ada pula rintih kesakitan yang biasa akrab dengannya.
Jadi, intinya; tidak ada alasan bagimu untuk tidak menikahi maut. Sebab, hanya mautlah pelipur segala lara deritamu, maut adalah pembebas bagimu, dan hanya maut yang paling akrab denganmu.